Apakah kamu pernah menggunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi sehari-hari? Contohnya, bahasa gaul cuy dan bestie, sokin, atau kane. Semua bahasa gaul itu punya rumusnya masing-masing. Biar makin paham, simak perkembangan bahasa gaul melalui artikel berikut, yuk!
Evolusi Bahasa Gaul dari Dulu hingga Sekarang
Kita memang punya bahasa kebangsaan yang satu, yakni bahasa Indonesia. Tapi, setiap generasi pada akhirnya punya bahasanya masing-masing yang dibuat, disepakati, dan disebarluaskan sesuai kebutuhan generasi tersebut.
Bahasa gaul tersebut ada yang menamainya sebagai slang atau prokem. Dulu, istilah prokem dipakai untuk membedakan identitas kelompok tertentu atau supaya kelompok lain enggak punya akses soal topik yang lagi dibahas.
Dari ‘Cuy’ hingga ‘Bestie’: Kata-Kata Gaul yang Bertahan
Ada banyak sekali contoh bahasa gaul yang beredar dari dulu hingga kini. Generasi milenial, misalnya, sering kali menggunakan kata “cie”, “lebay”, dan “alay” untuk mengata-ngatai temannya di media sosial.
Beda lagi dengan generasi Z yang banyak menciptakan bahasa gaul berupa plesetan terhadap kata aslinya, seperti santai menjadi “santuy”, no life menjadi “nolep”, atau enggak jelas yang diakronimkan jadi “gaje”.
Generasi alpha punya bahasanya sendiri lagi. Contohnya, kamu mungkin pernah dengar istilah sigma (orang yang berkarakter), mewing (gerakan untuk membuat jawline lebih terlihat), dan rizz (pesona atau daya tarik untuk menggoda).
Bagaimana Tren Bahasa Gaul Muncul dan Menyebar
Kemunculan bahasa gaul di setiap generasi tentu dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang menyertai pertumbuhan mereka. Semakin canggih sebuah teknologi, tentu akan menghasilkan prokem yang semakin canggih pula.
Dengan adanya teknologi chatting, gen Z dan gen alpha pada akhirnya punya referensi bahasa gaul yang lebih visual dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Mereka bahkan ada isilah FYP (For Your Page) yang tercipta dari aplikasi TikTok.
Karena teknologi juga, kita mengenal istilah meme yang berarti potongan konten (baik teks, gambar, video) yang bersifat komikal. Meme ini konon sudah ada sejak 2010 dan sering jadi topik perbincangan sampai penelitian, lho!
Intinya, kemunculan bahasa gaul itu bisa dipengaruhi oleh teknologi dan semakin disebarluaskan juga melalui teknologi. Misalnya, FYP adalah bahasa gaul yang tercipta setelah munculnya TikTok, tapi istilah FYP juga bisa disebarluaskan melalui media sosial TikTok dan lainnya.
Dampak Bahasa Gaul dalam Komunikasi Sehari-hari
Bahasa gaul diciptakan bukan cuma untuk membuat kita terlihat lebih gaul, tapi juga sebagai bentuk identitas. Kita pada akhirnya bisa membedakan, kan, bahwa bahasa “mewing” itu dimunculkan oleh gen alpha sebagai bentuk kreativitas mereka sekaligus identitas?
Dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari, bahasa gaul dapat membuat kita lebih mudah mengotak-kotakkan setiap generasi. Tapi, ini bukan berarti pengotak-kotakkannya punya makna negatif, ya! Hanya untuk klasifikasi aja, kok.
Selain jadi lebih mudah mengenali orang lain masuk dalam generasi tertentu, bahasa gaul juga bisa dipakai untuk membangun keterikatan dengan orang-orang yang satu generasi atau paham soal bahasa tersebut.
Satu hal yang mesti diingat adalah jangan sampai kita menggunakan bahasa gaul untuk berinteraksi secara formal dengan orang yang lebih tua. Misalnya, mahasiswa sebaiknya tetap menggunakan bahasa baku untuk berkomunikasi dengan dosennya.
Apakah Bahasa Gaul Mengancam Bahasa Indonesia?
Dengan beragam kosa kata gaul yang muncul, akankah prokem ini mengikis bahasa baku kita, yakni bahasa Indonesia? Kekhawatiran itu ada meskipun beberapa orang masih mengelak fakta tersebut.
Anak muda memang lebih nyaman menggunakan bahasa gaul untuk berkomunikasi sehari-hari. Kebiasaan ini bisa membuat persepsi mereka tentang bahasa Indonesia baku jadi lebih “kuno” dan perlahan-lahan ditinggalkan.
Makanya, sebagai generasi yang mulai sadar akan pentingnya pelestarian bahasa Indonesia, sebaiknya gunakan bahasa gaul sesuai kadarnya aja, misal saat berinteraksi dengan teman.
Tren Bahasa Gaul yang Akan Viral di Masa Depan
Bahasa adalah hal yang dinamis. Selalu akan ada perubahan di setiap waktunya, termasuk ketika kita berusaha memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Bahkan, sekarang ini beberapa kosa kata bahasa gaul juga sudah masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lho! Beberapa di antaranya ada kicep, bokek, doi, lebay, kepo, mager, ambyar, baper, julid, dan banyak lagi.
Pada dasarnya, bahasa gaul akan terus berevolusi mengikuti perubahan teknologi dan budaya. Perubahan dan perkembangan bahasa gaul hanya sebagai alat yang memudahkan terjalinnya komunikasi pada satu maupun antargenerasi.
Sebenarnya bahasa gaul itu enggak buruk, kok, bahkan tetap diperlukan untuk mengakrabkan diri. Tapi, jangan lupa untuk tetap sopan saat berkomunikasi di ranah formal, apalagi ketika menghadapi orang yang lebih tua, ya!
Yuk, ketahui tren-tren lokal lainnya, seperti street art Jakarta buat nuangin hobi kamu. Pantengin juga katalokal.id biar kamu makin tahu insight-insight menarik lainnya!