Don't Show Again Yes, I would!

Evolusi Street Art Jakarta: Dari Vandalisme ke Identitas Kota

Street art merupakan salah satu jenis karya seni yang bisa kamu temui di tembok jalanan. Jakarta jadi salah satu kota dengan catatan dan perkembangan street art yang menarik. Yuk, ikuti evolusi street art Jakarta yang bermula dari vandalisme hingga jadi identitas kota!

Sejarah dan Perkembangan Street Art di Jakarta

Street art yang menggunakan medium tembok jalanan memang kerap diidentifikasi sebagai vandalisme, yakni perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lain. Fenomena ini juga terjadi di ibu kota Indonesia, DKI Jakarta.

Awal Mula Graffiti di Jakarta

Menurut beberapa sumber, street art adalah budaya dari luar yang diadopsi oleh Indonesia dan berkembang pesat pada tahun1990-an. Dimulai dengan graffiti, para seniman jalanan menggunakan medium tembok untuk berkomunikasi dengan masyarakat setempat.

Jakarta menjadi salah satu kota selain Bandung dan Yogyakarta yang bisa dibilang merupakan pionir graffiti di Indonesia. Menurut street artist, aksi itu dimotori oleh adanya gerakan pendokumentasian graffiti di website bernama tembokbomber.com.

Karena ada aksi Tembok Bomber pada 2004, gerakannya jadi makin meluas ke kota-kota lain. Salah satu website yang juga mengikuti jejak langkah Tembok Bomber adalah pyloxworld.tk yang diprakarsai oleh Graver (seniman graffiti asal Filipina).

Street Art sebagai Bentuk Ekspresi Sosial

Meski graffiti termasuk hasil kesenian, enggak jarang para seniman jaanan ini harus kucing-kucingan dengan aparat. Siklusnya adalah petugas melakukan pemurnian tembok dan keesokan harinya tembok sudah kembali terisi dengan karya graffiti yang baru.

Sebenarnya, graffiti dan mural merupakan dua jenis street art yang dipakai oleh para seniman sebagai medium berkomunikasi. Makanya, gambar dan tulisan yang ada di tembok biasanya menyampaikan isu sosial dan keresahan dari masyarakat setempat.

Dari Vandalisme ke Identitas Kota

Keterikatan street art dengan vandalisme memang sangat kuat. Bedanya adalah pada legalitas karya seninya. Jika mengantongi izin, berarti legal dan bisa dibilang street art.

Perubahan Persepsi Masyarakat terhadap Street Art

Persepsi masyarakat soal street art juga bermacam-macam. Dulunya ada yang menganggap bahwa ini merupakan tindakan vandalisme karena merusak karya seni yang sudah ada, mengotori lahan, dan menyerukan SARA.

Namun, seiring waktu, enggak sedikit dari mereka yang mulai melihat street art dari kacamata yang positif. Keberadaan street art di ruang publik bisa dijadikan sebagai sarana hiburan ketika lelah usai pulang kerja atau menjalani aktivitas lainnya.

Mural sebagai Sarana Komunikasi Publik

Meski persepsi masyarakat tentang street art berangsur-angsur membaik, sayangnya karya seni ini masih sering dibuat tanpa izin pemilik properti. Jadi, bisa dibilang masih ilegal.

Akibat lain lagi adalah karya itu enggak bisa dilindungi oleh hak cipta. Para seniman graffiti juga sering kali harus kucing-kucingan dengan aparat karena telah menggunakan tembok tanpa izin. 

Seniman Jalanan dan Karya-Karya Ikonik

Setiap kota punya seniman jalanan andalannya, termasuk Jakarta. Ini dia nama seniman dan tempat-tempat yang ikonik dengan seni jalanannya!

Tokoh-Tokoh Penting dalam Street Art Jakarta

Ngomongin soal seniman Jakarta, kamu harus kenalan dengan Darbotz. Ia adalah salah satu seniman mural asal DKI Jakarta yang belajar gambar secara otodidak sejak kecil.

Pencapaian terbesar Darbotz adalah menghiasi jalanan Melbourne dan berkolaborasi dengan desainer Australia bernama Monica Lim pada 2014. Selain itu, ia juga pernah bekerja sama dengan brand DC Shoes untuk menghasilkan produk sepatu yang identik dengan mural.

Spot Street Art yang Harus Dikunjungi

Jakarta punya banyak titik dengan spot street art yang menarik. Beberapa di antaranya, yaitu Terowongan Kendal, Kampung Betawi Setu Babakan, Jalan Sudirman dan Thamrin, Kota Tua, dan Pasar Santa.

Masa Depan Street Art di Jakarta

Masa depan street art di Jakarta memang sudah lebih cerah dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, terlebih di awal rintisannya. Sekarang pemerintah dan pelaku usaha bahkan mau mendukung seniman jalanan hingga menyelenggarakan festival-festival street art.

Dua contoh festival bagi para seniman jalanan Jakarta adalah KING Royal Pride dan Jakarta Mural Art Festival. Keduanya digelar setiap tahun dengan tujuan menambah wawasan, meningkatkan kreativitas, dan memberikan dukungan bagi para seniman lokal.

Buat kamu yang memang ingin menekuni dunia seni, khususnya street art, coba ikuti event-event tersebut, ya! Jangan lupa juga buat cari tahu insight lainnya di katalokal.id!

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *